Bengkel Bergerak Bantu Pulihkan Geliat Nelayan Terdampak Bencana

0
822

(maritimedia.com) – SURABAYA – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) turut ambil bagian dalam pemulihan dan rehabilitasi pasca bencana untuk mendorong roda perekonomian dan aktivitas masyarakat pasca bencana yang melanda beberapa daerah di Indonesia belakangan ini.

Melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap (DJPT), KKP turut andil dalam proses pemulihan dan rehabilitasi, salah satunya melalui mobil bengkel bergerak untuk memperbaiki sarana penangkapan ikan nelayan yang rusak akibat bencana alam.

Direktur Jenderal Perikanan Tangkap, M. Zulficar Mochtar mengatakan bengkel bergerak nelayan ini berupa mobil pelayanan yang dapat digunakan sebagai sarana perbaikan atau perawatan mesin kapal perikanan.

Mobil tersebut berisi peralatan teknis permesinan kapal perikanan lengkap dengan teknisi dari Balai Besar Penangkapan Ikan Semarang dan Pelabuhan Perikanan Nusantara Karangantu.

“Dengan adanya bengkel bergerak dan teknisi yang kami terjunkan ke lapangan, diharapkan dapat membantu dan meringankan para nelayan yang tengah memperbaiki sarana penangkapan ikan karena tsunami. Pemerintah terus mendorong agar aktivitas nelayan dan perekonomian masyarakat tidak terhenti,” kata Zulficar di Jakarta, Selasa (29/1/19).

Lebih lanjut, Zulficar mengatakan, sebanyak empat mobil bengkel bergerak telah berada di Kabupaten Pandeglang, Banten dan siap dioperasionalkan.

“Sesuai dengan namanya, mobil bengkel bergerak ini direncanakan akan beralih dari satu lokasi ke lokasi lain hingga ke Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung,” ucap Zulficar diberitakan Humas DJPT.

DJPT juga telah melakukan identifikasi dengan menggandeng Yamaha melaksanakan program Corporate Social Responsibility (CSR) untuk memperbaiki mesin tempel kapal perikanan berukuran 3 Gross Tonnage (GT) pada minggu ini. Sebanyak 66 unit telah terdata dan kemungkinan masih akan terus bertambah.

“Kami gandeng berbagai pihak melakukan program CSR ini untuk bersama-sama membantu dan memulihkan lokasi terdampak bencana. Rehabilitasi dilakukan secara bertahap, tidak hanya dari sisi perikanan tangkap saja tetapi kelautan dan perikanan secara menyeluruh,” tutup Zulficar.

Comments are closed.